Gubernur mesir, 'amru ben ash bermaksud membngun masjid. Seluruh rakyat memberikan dukungan penuh. Mereka bahu membahu mewujudkan rencana pembangunan masjid tersebut. Untuk kepentingan tersebut terpaksa gubuk reyot milik seorang kakek yahudi di gusur. Sebenarnya sang kakek keberatan dengan penggusuran itu, meski gubuknya akan d ganti degan rumah yang lebih baik. Keberatan itu d sebbkan karena masih lekatnya kenangan indah bersama dengan anak & istrinya d gubuk itu. Namun desakan gubernur & masyarakat membuatnya tak punya pilihan lain.
Dengan rasa kesal & marah si kakek yahudi meninggalkn rumahnya yg penuh kenangan itu menuju ke madinah untuk menuntut keadilan kepada khalifah ketika itu, amiru'l mukminin Umar ben Khotob. Di madinah kakek yahudi d sambut oleh amiru'l mukminin dengan baik, setelah mendengar pengaduan kakek yahudi itu, umar mengambil sepotong tulang yg bersih, lalu d goresknnya pedangnya pada tulang itu. Kemudian pada kakek itu umar berpesan, "serahkan ini kepada gubernurku!"
Sesampainya d mesir, kakek itu menyerahkn tulang bergores pedang itu kepada 'amru ben ash. Dan begitu menerima tulang itu seketika wajahnya berubah, tangannya gemetar & tak lama kemudian air mata membasahi pipinya. tidak sampai d situ saja, badannya terguncang hebat & wajahnya memucat.
Sang kakekpun bingung menghadapi keadaan seperti ini, "wahai gubernur menurutku tidak ada yg istimewa pada tulang itu, mengapa engkau menangis?" tanya kakek itu memberanikan diri.
"Manusia datang k dunia tidak membawa apa-apa. Kemudian merekapun menjadi tulang putih seperti ini. Tak ada bekal yg bisa di bawa kehadapan الله selain amal shalih, perbuatan yg lurus. Dan aku sebagai gubernur berkewajiban menegakkan itu semua. Bahkan aku harus memulainya terlebih dahulu. Kalau aku mengingkarinya maka khalifah akan melurusknnya dengan pedanya, sebagaimana dia membuat garis lurus pada tulang yg keras ini. Inilah makna tulang bergaris ini" jawab 'amru
"wahai bapak tua, rumahmu akan kami kembalikan seperti semula. aku minta maaf atas kekhilafanku" sambung 'Amru
"wahai gubernur, setelah semua yg kualami ini, aku sadar bahwa aku terlalu egois selama ini, untuk itu aku merelakan rumahku d gusur demi kepentingan kaum muslimin. Dan SAKSIKANLAH BAHWA MULAI HARI INI AKU ADALAH SEORANG MUSLIM" tegas kakek itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar