Ada sisi lain yg menarik dri pengalaman emosional para pahlawan yg b'hubungan dg perempuan. jika kebutuhn psikologis dan biologis t'hadap perempuan begitu kuat pada pr pahlawan, daptkah kita m'bayangkan seandainya mrk tdk m'dapatkannya?
rumah tangga para pahlawan selalu menmpilkan, atau bahkan m'jelaskan, banyak sisi dri kepribadian para pahlawan. dri sanalah mrk m'peroleh energi itu, maka kepahlawanan mrk adlh keajaiban d ats keajaiban. tentulah ada sumber energi lain yg dpt menutupi kekurangan itu, sesuatu yg dapat m'jelaskan kepahlawanan mrk kisah sayyid qutb bahkan lebih tragis (sebelum beliau b'afiliasi k ikhwanu'l muslimin). dua kalinya ia jatuh cinta, dua kali pula ia patah hati. Gadis p'tama b'asal dri desanya sendiri, yg menikah hanya tiga tahun setelah sayyid qutb pergi k kairo utk belajar. sayyid menangisi peristiwa itu.
Gadis kedua b'asal dri kairo. utk ukuran mesir, gadis itu tdk t'masuk cantik, kata sayyid. namun, ada gelombang yg unik yg menyirat dri sorot matanya, katanya menjelaskan pesona sang kekasih. tragedinya justru t'jadi pada hari p'tunangan. sambil menangis , gadis itu m'ceritakanbahwa sayyid adalah orang kedua yg telah hadir dalam hatinya. pengakuan itu meruntuhkan keangkuhan sayyid ; karena ia memimpikan seorang yg perawan fisiknya, perawan pula hatinya. gadis itu hanya perawan pada fisiknya.
Sayyid qutb tenggelam pada penderitaan yg panjang. ia akhirnya memutuskan hubungannya. namun, hal itu m'buatnya semakin menderita. ketika ia ingin rujuk, gadis itu justru menolaknya. ada banyak puisi yg lahir dri penderitaan itu. ia bahkan m'bukukan romansa itu dlm sebuah roman.
Kebesaran jiwa, yg lahir dri rasionalitas, realisme, dan sangkaan baik kepada الله , adalah keajaiban yg menciptakan keajaiban. ketika kehidupan tdk cukup b'murah hati mewujudkan mimpi mereka, mereka menambatkan harapan kepada sumber segala harapan ; الله ! begitulah sayyid qutb menyaksikan mimpinya hancur b'keping-keping, sembari b'kata, "apakah kehidupan tidak menyediakan gadis impianku, atau perkawinan pada dasarnya tdk sesuai dg kondisiku ?" setelah itu, ia berlari meraih cinta & takdirnya ; di penjara 15 tahun, menulis fii dzilalil qur'an, dan mati d tiang gantungan ! sendiri. hanya sendiri. الله yubarik fik ya sayyid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar